LAPAKIDN – Jadwal kompetisi Liga 1 musim 2019 yang pada awalnya akan dimulai pada tanggal 8 Mei 2019 mengalami kemunduran. Berdasarkan informasi yang diterima , kompetisi Liga 1 mundur hingga tanggal 15 Mei 2019.
Terkait dengan kemunduran tersebut , pihak dari Tim Persipura Jayapura mengaku tidak ambil pusing dengan keputusan tersebut. Wakil Manager Persipura , Ridwan Bento Madubun , justru meminta penyelesaian perihal skandal pengaturan skor.
“Justru bagus sebenarnya tidak banyak klub yang secara terbuka berani meminta penundaan atau mundurnya kompetisi , kami Persipura , Madura United dan PSM Makassar. Dari sekian banyaknya klub yang ada cuma kami Persipura yang paling banyak mengeluarkan suara. Sebaiknya tunda dahulu semua sampai dibersihkannya skandal pengaturan skor tersebut baru kick off” paparnya , Jumat ( 26/4/2019 ).
Pihaknya tidak mau kalau kasus tersebut tidak selesai dan seolah berlalu begitu saja.
“Persipura tidak mau penuntasan skandal pengaturan skor musim lalu menghilang begitu saja , begitu adanya kompetisi bergulir” tegasnya.
Sayangnya , PT .LIB yang kini dipimpin duet Exco PSSI , Gusti Randa dan Dirk Soplanit , serta mayoritas klub lain justru menginginkan kompetisi segera berjalan.
LIB berkata mereka terbebani keputusan kongres supaya kick-off di bulan Mei. Padahal anggota kongres juga mengatakan bahwa kasus pengaturan skor yang sampai menyeret anggota Exco harus dituntaskan.
“Persipura tentunya tidak tinggal diam saja. Kami terus mengikuti perkembangan dan kami lihat di komite ad-hoc integritas tidak menghasilkan apapun” papar Bento.
“Jangan sampai liga menganggap sepi kasus pengaturan skor. Tidak adanya keputusan hukum sepakbola terkait mereka yang terlibat dengan pengaturan skor , sehingga menimbulkan kesan mengabaikan apa yang sudah dilakukan oleh kepolisian lewat satgas mafia bola” pungkasnya.
Sementara mayoritas klub berkata sudah terlanjut kontrak dengan para pemain sehingga tidak berani untuk menunda kick off telalu lama. Apalagi menunggu sampai proses bersih – bersih skandal pengaturan skor tuntas oleh PSSI.
Adapun berbagai penolakan dari klub lain , PSS Sleman misalnya , mereka ingin kick off tetap dijalankan pada tanggal 8 Mei. Mereka khawatir , kalau kick off ditunda akan mendapatkan cacian dari publik dan kepercayaan dari para sponsor pun hilang jadinya.
“Justru kalau kita buru – buru memaksakan kick off sebelum semuanya dibersihkan makan akan menjadi masalah , karena pihak publik dan juga sponsor akan menilai bahwa kita sama sekali tidak berniat untuk membersihkan sepakbola kita dari persoalan pengaturan skor” papar Bento mematahkan ucapan dari PSS Sleman.
Media Officer dari Persipura Jayapura Eveerth Joumilena mengatakan hal yang sama. Lelaki asli kampung Meukisi Distrik Yokari Kabupaten Jayapura yang baru saja diangkat sebagai Media Officer Persipura ini menginginkan kompetisi yang bersih dan bebas dari skandal kotor pengaturan skor.
“Jadi kami ingin kompetisi itu bersih , kompetisi tersebut tidak dikotori dengan permainan licik para elit – elit. Jadi harus diselesaikan dahulu persoalan pengaturan skor kemarin baru bisa kick off” tuturnya.
