Pada kali ini Lapakidn.com akan membahas tentang Persebaya Surabaya Memberikan Pendamping Psikologis Untuk 2 Penjaga Gawang. Pendamping tersebut penting mengingatkan keduanya masih merasa bersalah setelah melakukan bluder pada babak final Piala Presiden 2019. Kondisi tersebut itu juga berdampak pada fokus pemain.
“Pedamping psikologis ubntuk megembalikan mental set mereka samas seperti sebelum kekalahan. namanya pemain bola tidak akan suka melakukan kesalahan” Ujar psikologi Persebaya.
“Dan itu terjadi masih ada sesal. masih ada guilty feeling (rasa bersalah) kemudian masih ada fokus yang belum kembali konsisten dan seterusnya” kata Afif.
Menurut dosen Fakiltas Psikologi, mereka harus dikawal secara perlahan-lahan agar segera menemukan kenyamanan saat berlatih.
“kalau pendekatan pakai pendekatan personal, bisa konseling saja secara individual, saya ajak bicara mereka di waktu sengang latih kalau secara khusus diperlukan saya akan datangi ke kamarnya” tegasnya.
Namun, Afif mengatakan bahwa pendampingan tidak dilakukan setiap hari melainkan disesuaikan dengan kebutuhan. Ia berrusaha memberikan kesempatan pada keduanya berproses dan kemudian dievaluasi.
“Karena kami percaya bahwa kemampuan pemain dalam memecahkan persoalan juga harus ada kemahirannya sndiri” kata Afif.
“Sementara kalau kami kawal terus-terusan kapan mereka akan belajar menyelesaikan sesuatu secara sendiri” katanya.
Tapi dirinya memastikan bahwa persoalan yang tengah dihadapi oleh pemain tersebut akan menjadi concern sebagai psikologi tim. Hanya dirinya meminta agar kondisi mereka tidak dianggap sangat down.
“Dalam kacamata saya mereka normal mereka mengalami situsi yang buruk saja, dan mereka akan segera kembali pulih seperti sebelumnya.”